Tugas 1
Ganesa Bahan Galian
Peta Persebaran Bahan Galian Logam di
Indonesia
Oleh :
Marta Weri
1105121
Marta Weri
1105121
Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik
Universitas Negeri Padang
2012
Bahan Galian : Nikel
Nikel digunakan sebagai bahan paduan logam yang banyak digunakan diberbagai industri logam.
Nikel biasanya terbentuk bersama-sama dengan kromit dan platina dalam batuan ultrabasa seperti peridotit, baik termetamorfkan ataupun tidak. Terdapat dua jenis endapan nikel yang bersifat komersil, yaitu: sebagai hasil konsentrasi residual silika dan pada proses pelapukan batuan beku ultrabasa serta sebagai endapan nikel-tembaga sulfida, yang biasanya berasosiasi dengan pirit, pirotit, dan kalkopirit.
Potensi nikel terdapat di Pulau Sulawesi, Kalimantan bagian tenggara, Maluku, dan Papua.
Berikut Peta Penyebaran Nikel di Indonesia
Perusahaan Penambang Nikel di Indonesia
INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA (INCO), PT
Address :Bapindo Plaza II, 22nd Floor, Jl Jend. Sudirman Kav. 54-55, PO Box 2799 JKT
City :Jakarta
Propincy:DKI. Jakarta
Post Code:10001
Telp :(021) 5249000
Fax :(021) 5249020
Mineral Copper (Tembaga)
§ Copper (Tembaga)
Tembaga (Cu) mempunyai
sistim kristal kubik, secara fisik berwarna kuning dan apabila dilihat dengan
menggunakan mikroskop bijih akan berwarna pink kecoklatan sampai keabuan.
Unsur tembaga terdapat pada
hampir 250 mineral, tetapi hanya sedikit saja yang komersial. Pada endapan
sulfida primer, kalkopirit (CuFeS2) adalah yang terbesar, diikuti oleh kalkosit
(Cu2S), bornit (Cu5FeS4), kovelit (CuS), dan enargit (Cu3AsS4). Mineral tembaga
utama dalam bentuk deposit oksida adalah krisokola (CuSiO3.2HO), malasit
(Cu2(OH)2CO3), dan azurite (Cu3(OH)2(CO3)2).
Deposit tembaga dapat
diklasifikasikan dalam lima tipe, yaitu: deposit porfiri, urat, dan
replacement, deposit stratabound dalam batuan sedimen, deposit masif pada
batuan volkanik, deposit tembaga nikel dalam intrusi/mafik, serta deposit
nativ. Umumnya bijih tembaga di Indonesia terbentuk secara magmatik.
Pembentukan endapan magmatik dapat berupa proses hidrotermal atau
metasomatisme.
§ Deskripsi Mineral Copper
(Tembaga)
Formula
Kimia
: Cu
Sistem Kristal : Reguler
Warna : Merah-tembaga, atau merah-mawar terang.
Sistem Kristal : Reguler
Warna : Merah-tembaga, atau merah-mawar terang.
Kilap
: Metalik
Kekerasan : 2,5 – 3
Berat Jenis : 8,94
Kekerasan : 2,5 – 3
Berat Jenis : 8,94
Indeks
Bias
: 1. 544 - 1.553
Goresan
: Merah
Belahan
: Tidak satupun
Pecahan : Hackly
Pecahan : Hackly
Tenacity
: Ductile dan Malleable
Derajat
Ketransparanan : Opaque
Kemagnetan : Diamagnetit
Kemagnetan : Diamagnetit
§ Manfaat Mineral Copper (Tembaga) Adalah Sebagai Berikut :
Sumber minor bijih tembaga, banyak digunakan dalam
kelistrikan, umumnya sebagai kawat, dan untuk membuat logam-logam campuran,
seperti kuningan (campuran tembaga dan seng), perunggu (campuran tembaga dan
timah dengan sedikit seng) dan perak Jerman (campuran tembaga seng dan nikel).
Kawat tembaga dan paduan tembaga digunakan dalam
pembuatan motor listrik, generator, kabel transmisi, instalasi listrik rumah
dan industri, kendaraan bermotor, konduktor listrik, kabel dan tabung coaxial,
tabung microwave, sakelar, reaktifier transsistor, bidang telekomunikasi, dan
bidang-bidang yang membutuhkan sifat konduktivitas listrik dan panas yang
tinggi, seperti untuk pembuatan tabung-tabung dan klep di pabrik penyulingan.
Meskipun aluminium dapat digunakan untuk tegangan tinggi
pada jaringan transmisi, tetapi tembaga masih memegang peranan penting untuk
jaringan bawah tanah dan menguasai pasar kawat berukuran kecil, peralatan
industri yang berhubungan dengan larutan, industri konstruksi, pesawat terbang
dan kapal laut, atap, pipa ledeng, campuran kuningan dengan perunggu, dekorasi
rumah, mesin industri non elektris, peralatan mesin, pengatur temperatur ruangan,
mesin mesin pertanian.
§ Genesa Copper (Tembaga)
Sejumlah kecil tembaga
nativ dijumpai pada zona oksidasi dalam deposit tembaga yang berasosiasi dengan
kuprit, malakit dan azurit. Deposit primer umumnya berasosiasi dengan batuan
beku basa ekstrutif, dan tembaga nativ terbentuk dari pengendapan yang
dihasilkan dari reaksi antara larutan hidrotermal dan mineral-mineral oksidasi
besi. Pada deposit tipe ini, tembaga nativ berasosiasi dengan khalkosit,
bornit, epidot, kalsit, prehnit, datolit, khlorit, zeolit dan sejumlah kecil
perak nativ.
§ Daerah Persebaran
Potensi tembaga terbesar yang dimiliki Indonesia terdapat
di Papua. Potensi lainnya menyebar di Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan Sulawesi
Selatan.
Lokasi penyebaran mineral tembaga terdapat di beberapa
tempat, yaitu: Sungai Mentawai Sausu, Perbukitan Tompera Sausu, Sungai Mentawa,
Sungai Torue, Perbukitan Tomborong Maninili Siaga, Sungai Silitunang Maninili
UPT Trans, Sungai Ganonggol, Sungai Bugis Swakarsa, Wanagading, Sungai Moutong
dan Sungai Tinombo.
Peta
Persebaran Mineral Copper (Tembaga) di Indonesia
Bahan Galian : Emas dan Perak
Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya. Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan selenium. Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya kandungan perak di dalamnya >20%.
Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan (placer). Genesa emas dikatagorikan menjadi dua yaitu endapan primer dan endapan plaser
Emas banyak digunakan sebagai barang perhiasan, cadangan devisa, dll.
Potensi endapan emas terdapat di hampir setiap daerah di Indonesia, seperti di Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
Berikut peta Penyebaran Emas di Indonesia
Beberapa Perusahaan Penambangan Emas
1 BARISAN TROPICAL MINING, PT
2 INDO MURO KENCANA, PT
3 INDOMINCO MANDIRI, PT
4 KELIAN EQUATORIAL MINING, PT
5 MONTERADO MAS MINING, PT
6 NEWMONT MINAHASA RAYA, PT
7 NEWMONT NUSA TENGGARA, PT
8 PRIMA LIRANG MINING, PT
Bauksit Indonesia
Bauksit
merupakan bahan yang heterogen, yang mempunyai mineral dengan susunan terutama
dari oksida aluminium, yaitu berupa mineral buhmit (Al2O3H2O) dan mineral gibsit (Al2O3 .3H2O). Secara umum
bauksit mengandung Al2O3 sebanyak 45 – 65%, SiO2 1 –
12%, Fe2O3 2 – 25%, TiO2 >3%,dan
H2O 14 – 36%.
Bijih
bauksit terjadi di daerah tropika dan subtropika dengan memungkinkan pelapukan
sangat kuat. Bauksit terbentuk dari batuan sedimen yang mempunyai kadar Al
nisbi tinggi, kadar Fe rendah dan kadar kuarsa (SiO2)
bebasnya sedikit atau bahkan tidak mengandung sama sekali. Batuan tersebut
(misalnya sienit dan nefelin yang berasal dari batuan beku, batu lempung,
lempung dan serpih. Batuan-batuan tersebut akan mengalami proses
lateritisasi,yang kemudian oleh proses dehidrasi akan mengeras menjadi bauksit.
Bauksit dapat ditemukan dalam lapisan mendatar tetapi kedudukannya di kedalaman
tertentu.
Di Indonesia bauksit
diketemukan di Pulau Bintan dan sekitarnya, Pulau Bangka dan Kalimantan Barat.
Sampai saat ini penambangan bauksit di Pulau Bintan satu-satunya yang terbesar
di Indonesia. Beberapa tempat antara lain:
o
Sumatera
utara : Kota Pinang
(kandungan Al2O3 = 15,05 – 58,10%).
o
Riau : P.Bulan, P.Bintan (kandungan SiO2 = 4,9%,
Fe2O3 = 10,2%, TiO2 = 0,8%, Al2O3 = 54,4%), P.Lobang (kepulauan Riau), P.Kijang
(kandungan SiO2 = 2,5%, Fe2O3 = 2,5%, TiO2 = 0,25%, Al2O3 = 61,5%, H2O =
33%),merupakan akhir pelapukan lateritic setempat, selain ditempat tersebut terdapat
juga diwilayah lain yaitu, Galang, Wacokek, Tanah Merah,dan daerah searang.
o
Kalimantan Barat : Tayan
Menukung, Sandai, Pantus, Balai Berkuah, Kendawangan dan Munggu Besar.
o
Bangka Belitung :
Sigembir.
Peta Potensi Bauksit di
Indonesia
Timah
PT Timah (Persero) Tbk mewarisi
sejarah panjang usaha pertambangan timah di Indonesia yang sudah berlangsung
lebih dari 200 tahun. Sumber daya mineral timah di Indonesia ditemukan tersebar
di daratan dan perairan sekitar pulau-pulau Bangka, Belitung, Singkep, Karimun dan Kundur.
Di masa kolonial, pertambangan
timah di Bangka dikelola oleh badan usaha pemerintah kolonial "Banka Tin
Winning Bedrijf" (BTW). Di Belitung dan Singkep dilakukan oleh perusahaan
swasta Belanda, masing-masing Gemeeenschappelijke Mijnbouw Maatschappij Biliton
(GMB) dan NV Singkep Tin Exploitatie Maatschappij (NV SITEM).
Setelah kemerdekaan R.I., ketiga
perusahaan Belanda tersebut dinasionalisasikan antara tahun 1953-1958 menjadi
tiga Perusahaan Negara yang terpisah. Pada tahun 1961 dibentuk Badan Pimpinan
Umum Perusahaan Tambang-tambang Timah Negara (BPU PN Tambang Timah) untuk
mengkoordinasikan ketiga perusahaan negara tersebut, pada tahun 1968, ketiga
perusahaan negara dan BPU tersebut digabung menjadi satu perusahaan yaitu
Perusahaan Negara (PN) Tambang Timah.
Dengan diberlakukannya
Undang-undang No. 9 Tahun 1969 dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1969, pada
tahun 1976 status PN Tambang Timah dan Proyek
Peleburan Timah Mentokdiubah menjadi bentuk Perusahaan Perseroan
(Persero) yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia dan
namanya diubah menjadi PT Tambang Timah (Persero).
Krisis industri timah dunia
akibat hancurnya the International Tin Council (ITC) sejak tahun 1985 memicu
perusahaan untuk melakukan perubahan mendasar untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Restrukturisasi perusahaan yang dilakukan dalam kurun 1991-1995, yang
meliputi program-program reorganisasi, relokasi Kantor Pusat ke Pangkalpinang,
rekonstruksi peralatan pokok dan penunjang produksi, serta penglepasan aset dan
fungsi yang tidak berkaitan dengan usaha pokok perusahaan.
Restrukturisasi perusahaan
berhasil memulihkan kesehatan dan daya saing perusahaan, menjadikan PT Timah
(Persero) Tbk layak untuk diprivatisasikan sebagian. PT Timah (Persero) Tbk
melakukan penawaran umum perdana di pasar modal Indonesia dan internasional,
dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta, Bursa Efek Surabaya, dan the
London Stock Exchangepada tanggal 19 Oktober 1995. Sejak itu, 35% saham perusahaan
dimiliki oleh masyarakat dalam dan luar negeri, dan 65% sahamnya masih dimiliki
oleh Negara Republik Indonesia.
Untuk memfasilitasi strategi
pertumbuhan melalui diversifikasi usaha, pada tahun 1998 PT Timah (Persero) Tbk
melakukan reorganisasi kelompok usaha dengan memisahkan operasi perusahaan ke
dalam 3 (tiga) anak perusahaan, yang secara praktis menempatkan PT Timah
(Persero) Tbk menjadi induk perusahaan (holding company) dan memperluas cakupan
usahanya ke bidang pertambangan, industri, keteknikan, dan perdagangan.
Saat ini PT Timah (Persero) Tbk
dikenal sebagai perusahaan penghasil logam timah terbesar di dunia dan sedang
dalam proses mengembangkan usahanya di luar penambangan timah dengan tetap
berpijak pada kompetensi yang dimiliki dan dikembangkan.
Peta Persebaran Bahan Galian di Indonesia
(1.) Minyak bumi
Ada banyak tambang minyak bumi di Indonesia. Daerah-daerah penghasil tambang minyak sebagai berikut :
1. Tambang minyak di pulau Sumatera terdapat di Aceh (Lhoksumawe dan Peureula); Sumatera Utara (Tanjung Pura); Riau (Sungaipakning, Dumai); dan Sumatera Selatan (Plaju, Sungai Gerong, Muara Enim).
2. Tambang minyak di pulau Jawa terdapat di Wonokromo, Delta (Jawa Timur); Cepu, Cilacap di (Jawa Tengah); dan Majalengka, Jatibarang (Jawa Barat).
3. Tambang minyak di pulau Kalimantan terdapat di Balikpapan, Pulau Tarakan, Pulau Bunyu dan Sungai Mahakam (Kalimantan Timur) serta Amuntai, Tanjung, dan Rantau (Kalimantan Selatan)
4. Maluku (Pulau Seram dan Tenggara), serta
5. Irian Jaya (Klamono, Sorong, dan Babo).
(2.) Bauksit (bijih aluminium)
Penambangan bauksit berada di daerah Riau (Pulau Bintan) dan Kalimantan Barat (Singkawang).
(3.) Batu bara
Penambangan batu bara terdapat di Sumatera Barat (Ombilin, Sawahlunto), Sumatera Selatan (Bukit Asam, Tanjungenim), Kalimantan Timur (Lembah Sungai Berau, Samarinda), Kalimantan Selatan (Kotabaru/Pulau Laut), Kalimantan tengah (Purukcahu), Sulawesi Selatan (Makassar), dan Papua (Klamono).
(4.) Besi
Penambangan besi terdapat di daerah Lampung (Gunung Tegak), Kalimantan Selatan (Pulau Sebuku), Sulawesi Selatan (Pegunungan Verbeek), dan Jawa Tengah (Cilacap).
(5.) Timah
Penambangan timah terdapat di daerah Pulau Bangka (Sungai Liat), Pulau Belitung (Manggara), dan Pulau Singkep (Dabo).
(6.) Emas
Penambangan emas terdapat di daerah Nangroe Aceh Darussalam (Meulaboh), Riau (Logos), Bengkulu (Rejang Lebong), Sulawesi Utara (Bolaang Mongondow, Minahasa), Kalimantan Barat (Sambas), Jawa Barat (Cikotok, Pongkor), dan Freeport (Timika, Papua).
(7.) Tembaga
Penambangan tembaga terdapat di daerah Irian Jaya (Tembagapura).
(8.) Nikel
Ditambang dari daerah Sulawesi Tenggara (Soroako).
(9.) Marmer
Ditambang dari daerah Jawa Timur (Tulungagung), Lampung, Makassar, Timor.
(10.) Mangan
Ditambang dari daerah Yogyakarta (Kliripan), Jawa Barat (Tasikmalaya), dan Kalimantan Selatan (Martapura).
(11.) Aspal
Ditambang dari daerah Sulawesi Tenggara (Pulau Buton).
(12.) Belerang
Ditambang dari daerah Jawa Barat (Gunung Patuha), Jawa Timur (Gunung Welirang).
(13.) Yodium
Ditambang dari daerah Jawa Tengah (Semarang), Jawa Timur (Mojokerto).